3/24/08

Pemanasan Global (Global Warming)

Panel pakar perubahan iklim PBB akhir pekan lalu menyatakan dengan kata-kata “sangat mungkin” (very likely) bahwa pemanasan global ( global warming) yang terjadi 50 tahun terakhir ini akibat ulah manusia. Artinya emisi dari mobil-mobil Anda, pabrik-pabrik kita, ini semua mengakibatkan kerusakan lingkungan dan cuaca ekstrim yang sekartang merebak Laporan panel ini tahun 2001 menyatakan “mungkin” (likely) yang artinya manusia bertanggung jawab sekitar 20 persen dari semua unsur penyebab pemanasan global. Namun istilah baru ini diperkirakan 90 persen penyebab pemanasan global (global warming) adalah manusia. Demikian Jerry Mahlman, ilmuwan iklim asal AS mencoba mengkuantifikasi istilah yang dikeluarkan panel beranggotakan ratusan ahli dari 113 negara.
Baru dua pekan lalu (Senin, 22/1) para ilmuwan memprediksi gletser di Pegunungan Alp akan hilang 43 tahun lagi, tepatnya 2050. Kata mereka lapisan es benua terus mencair. Buktinya di Tyrol, Austria, gletser berkurang sebesar tiga persen per tahun, merupakan hasil penelitian Roland Psenner institut bidang ekologi dari University Innsbruck. Selain gletser, banyak skenario kiamat dibuat, jika es di kedua kutub juga mencair. Permukaan laut akan naik dan sudah pasti Jakarta sebelah utara bakal terendam. Juga pantai-pantai di seluruh pesisir Indonesia dan dunia.
Pemanasan bumi yang dituding jadi penyebabnya. Ini adalah bukti dari pengamatan suhu rata-rata dari udara dan laut di permukaan bumi, setiap tahun tambah panas. Bahkan prediksi untuk tahun 2007, menurut ilmuwan dari Climatic Research di University of East Anglia, Phil Jones adanya El Nino yang ukuran sedang bisa membuat suhu global melampaui rekor tertinggi. Selain gejala alam pemanasan suhu di arus laut Pasifik Selatan, dekat Chile (El Nino), jumlah polutan karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya juga berperan.
Dari kajian geologi memang dikenal masa es pada bumi. Ketika masa itu tiba dinosaurus pun punah dan kehidupan di bumi berubah. Para geolog menjelaskan bahwa panas-dinginnya bumi karena sumbu bumi berubah. Orbit mengeliling bumi pun berubah. Bagian yang tadinya kena panas sedikit jadi kena lebih banyak, dan yang tadinya kena panas matahari sebentar jadi lebih lama karena perubahan orbit. Perubahan berkala atau siklus ini dalam toeri disebut Siklus Milankovitch yang terjadi setiap 10ribu sampai 100ribu tahun.
Manusia dengan teknologinya masih belum bisa merekayasa orbit bumi dan pergeseran sumbu bumi. Dari apa yang diketahui mengenai pemanasan global hanya gas polutan ke atmosfir bumi yang masih bisa direkayasa. Faktanya keadaan ini tidak bisa dibiarkan. Pasalnya kerugian ekonomi dan bahkan ancaman terhadap kehidupan sangat pasti. Perubahan suhu berakibat pada panen pangan manusia, dari hasil pertanian, perikanan sampai peternakan. Gangguan produksi pangan, dan produksi lainnya bisa berakibat pada pasar. Perubahan geografi fisik pada kehidupan manusia akan mengubah pemukiman dan tempat-tempat kerja mereka. Contohnyanya lelehan gletser bisa membanjiri pemukiman di tepi sungai..
Tingkat gas rumah kaca di bumi hampir dua kali dari sejak Revolusi Industri. Dari 280 part per million (ppm) menjadi 430 ppm setelah mesin produksi bertenaga bahan bakar bumi serta kendaraan bersumber tenaga sama dikenal manusia. Jika laju ini tetap maka diperkirakan pada 2035 akan terkandung 550 ppm dan kenaikan suhu akan menjadi lebih dari 20 Celcius.
Kenaikan sebesar itu bisa menyebabkan pergeseran pola cuaca regional secara tiba-tiba. Cuaca ekstrim seperti yang belakangan ini kerap dialami akan mengakibatkan pemanasan global atau global warming. Badai Katrina di AS, dan cuaca buruk yang sudah beberapa tahun berakibat kecelakaan transportasi nasional. Kenaikan suhu ini pula diperkirakan akan menambah kekeringan dan perubahan menjadi gurun atau desertifikasi di sisa hutan bumi, Amazon, Brazil. Lapisan es yang meleleh akan mengancam lahan pemukiman setiap satu diantara 20 orang di bumi.